Kupang, idekita.id – Gabriel Binna sapaan akrab politisi cerdas asal Alor yang selama lima belas tahun mewarnai dinamika politik Nusa Tenggara Timur (NTT) baik sebagai anggota dan pimpinan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi NTT, maupun sebagai pimpinan (sekretaris) Dewan perwakilan Daerah Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) Provinsi NTT.
Ia berniat istirahat sejenak setelah pemilu 2024 usai, namun takdir dan tugas politik memiliki kehendaknya sendiri.
Di dalam sebuah Musyawarah Daerah tingkat Provinsi Partai Gerindra NTT pada Mei 2024 di Kupang, nama Gabriel diusulkan oleh dua Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Gerindra masuk sebagai salah satu Bakal Calon Gubernur NTT dari Partai Gerindra.
Pada 4 Juli 2024 Partai Golkar NTT melalui ketua Bapilunya, Frans Sarong mengumumkan tiga nama potensial pendamping Melky Laka Lena, dan nama Gabriel Abdi Kusuma Beri Binna adalah salah satu dari dua nama yang masuk sebagai usulan Partai Gerindra untuk berpasangan dengan Ketua DPD 1 Partai Golkar tersebut.
Bahkan survei Indekstat merilis hasil surveinya pada rabu, 16 Juli 2024 pada simulasi pasangan calon gubernur dan wakil gubernur, pasangan Emanuel Melkiades Laka Lena – Gabriel Beri Binna unggul dengan 45,3%, melawan Yohanis Fransiskus Lema – Refafi Gah (17,4%), Simon Petrus Kamlasi – Adrianus Garu (12,6%), dan Orias Petrus Moedak – Sebastian Salang (2,5%).
Walau tren positif pada hasil survei yang dirilis Indekstaat, pada rabu 17 Juli 2024 Gabriel melalui pesan singkat kepada redaksi idekita.id menggapinya dengan nada meyakinkan, “Kans untuk jadi Wagub (wakil gubernur) Prov.NTT sangat besar, tapi saya siap, ikhlas dan sukacita menjalankan tugas mulia dari Bapak Prabowo utuk kembali ke kampung halaman sebagai calon Bupati Alor”.
Gabriel ditugaskan DPP Partai gerindra melalui Suarat Tugas Nomor 07-0067/TGS-PILKADA/DPP-GERINDRA/2024 sebagai calon bupati Alor bersama Mulyawan Jawa sebagai pasangan calon Wakil Bupati Alor.
Sugguh sebuah pilihan politik kasatria, menjunjung tinggi disiplin politik partainya.
Berikut Biografi Gabriel Beri Binna
Memiliki nama lengkap Gabriel Abdi Kesuma Beri Binna, Lahir di Mataram Nusa Tenggara Barat pada 3 April 1968. Ia adalah anak ke 3 dari pasangan Lewi Beri Binna dan Dina Binna Selly. Ayahnya adalah seorang pensiunan pegawai negeri di kantor Pengadilan Negeri dan ibunya seorang ibu rumah tangga. Terlahir dari keluarga yang sederhana dan sangat terbatas secara ekonomi, Gabriel tidak memiliki keistimewaan dalam menapaki jalan hidupnya. Gabriel kecil mulai bersekolah di SD Negeri 2 Praya Lombok Tengah , lalu pada tahun 1981 ia masuk ke Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri satu Kalabahi Kabupaten Alor dan lulus pada tahun 1983. Lalu melanjutkan pendidikan pada SMA Negeri Kalabahi pada tahun 1984.
Ketekenunanya dalam belajar di SMA Negeri Kalabahi menuai hasil yang sungguh membanggakan kedua orang tuanya, pada tahun 1995 Gabriel muda terpilih sebagai pelajar terbaik mewakili kabupaten Alor bersama 14 Pelajar terbaik di Seluruh NTT mendapatkan tugas belajar untuk melanjutkan pendidikan SMA pada sekolah-sekolah terbaik yang ada di pulau jawa.
Gabriel mendapatkan kesempatan tugas belajar pada SMA Negeri 8 Jogjakarta. Salah satu SMA terbaik yang menjadi tujuan penempatan putra-putri terbaik dari seluruh indonesia melajutkan tugas belajar. Tidak heran jika alumni SMA Negeri 8 Jogjakarta kini banyak menajdi tokoh-tokoh nasional , diantaranya Kapolri Listyo Sigit Prabowo, politikus Andi Malarangen. Adapula nama-nama aktor dan akttris nasional seperti Uya Kuya, Nicolas Saputra, Indra Herlambang , Nugie dll adalah alumninya.
Setelah lulus dari SMA Negeri 8 Jogja, Ia berhasil diterima di Fakultus Kedokteran Universitas 11 Maret Surakarta, Solo Jawa Tengah. Akibat kesulitan ekonomi, ia harus mengurungkan niatnya mejadi dokter dengan memutuskan utuk berhenti kuliah pada awalan tahun keduanya.
Pantang menyerah, tahun berikutnya tepat pada tahun 1989, Pemuda tangguh itu kembali mengikuti test masuk perguruan tinggi negeri, ia lulus dan diterima sebagai mahasiswa jurusan Ilmu Pemerintahan pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik UGM Universitas Gadjah Madah (UGM), salah satu kampus terbaik Indonesia yang punya standard kualifikasi akademik yang tinggi dalam seleksi calon mahasiswanya.
Lagi, mimpi anak muda cerdas dan idealis itu harus kandas karena keterbatasan biaya kuliah dan biaya hidup setelah hanya menghabiskan kuliah selama tiga semester.
Pada tahun 1991, Ia memutuskan kembali ke kupang dan melanjutkan kuliah pada Politeknik Negeri Kupang, mengambil jurusan Teknik Sipil. Pada kesempatan kali ketiga ini, Ia berhasil menyelesaikan studi dan mulai merintis karirnya.
Merintis Jalan Pengabdian
Pada tahun 1997 dampai 1999 ia bekerja pada salah satu perusahaan telekomukasi internasional, Siemens Telecomunication untuk kantor projeknya di Kupang dan Dili, Timor-timur (Sekarang Timor Leste).
Pada tahun 1999 dirinya mulai bersentuhan dengan kerja-kerja kemanusiaan melalui lembaga swadaya masuatarakat (LSM). Ia mulai bekerja dengan menjadi Internasional Organiztion for Migration (IOM), sebuah organisasi internasional yang bekerja memberikan bantuan kemanusiaan pada masyarakat migran dan pengungsi. Ia ditugaskan di Kupang, Denpasar, Mataram dan terakhir bertugas di Situbondo.
Pada Tahun 2004, ia melanjutkan pengabdiannya melalui LSM Care Internasional Indonesia , sebuah lembaga sosial berskala internasional yang bergerak dibidang pemberdayaan masyarakat, air bersih, sanitasi, lingkungan hidup dan perubahan iklim. Jabatan terakhirnya di Care Internasional adalah sebagai Regional Officer Manager.
Merintis Jalan Politik
Pada tahun 2007 Gabriel bergabung di organisasi Himpunan Kerukunan Tani Indonesia dan dipercaya sebagai Sekretaris DPD HKTI NTT yang pada waktu itu Ketua Umumnya dijabat oleh Prabowo Subianto.
Lalu Pada tahun 2008, ia mulai melihat dunia politik sebagai jalan baru bagi pengabdiannya untuk masyarakat. Ia tidak memilih partai mapan yang sudah eksis, Gabriel memilih bergabung bersama Prabowo Subianto membangun Partai gerakan Indonesia Raya (GERINDRA) sebagai alat politiknya.
Ia menjadi salah satu motor penting dalam pembangunan awal Partai Gerindra di NTT. Mulai dari membentuk pengurus provinsi , kabupaten , kecamatan hingga ke desa-desa di seluruh NTT, merekrut keanggotaan partai, mengawal proses verifikasi partai sebagai syarat partai politik peserta pemilu, merekrut dan menyusun calon legislatif hingga berjuang memastikan partai Gerindra menjadi salah satu partai yang bertengger di papan atas politik NTT.
Dalam perjuangan mebangun partai Gerindra di NTT, Gabriel dipercayakan menempati posisi strategis sebagai Sekretaris DPD Gerindra NTT, mendampingi Esthon Foenay sebagai Ketua DPD. Posisi sekretaris menjadi posisi yang sangat penting dalam menjaga dan mengawal dapur mesin partai Gerindra di NTT.
Pada Pemilihan Umum (Pemilu) tahun 2009 yang merupakan pemilu pertamanya partai Gerindra, Gabriel ditugaskan sebagai Calon DPRD Provinsi NTT melalui daerah pemilihan Kabupaten Alor-Lembata dan Flores Timur. Ia terpilih menjadi anggota DPRD NTT periode 2009 – 2014. Pada periode pertamanya Ia langsung dipercayakan sebagai Ketua Fraksi GERNDRA, Ketua Komisi I dan Wakil Ketua Badan Legislasi (Baleg) DPRD NTT.
Karena keberhasilannya menjadi wakil rakayat di periode pertamanya , ia kembali terpilih mejadi anggota DPRD NTT pada pemilu berikutnya (2014). Karena keberhasilan Partai gerindra Finish di urutan ke-tiga perolehan suara, Gabriel ditunjuk mejadi Wakil Ketua DPRD NTT Periode 2014-2019.
Pada pemilihan umum 2019 yang merupakan pemilu ketiganya partai Gerindra, dinamika politik nasional cukup berimbas kepada paratai Gerindra di Nusa Tenggara Timur,. Dari posisi tiga besar dengan koleksi delapan kursi DPRD NTT pada pemilu 2014, Gerindra tergeser ke posisi ke tujuh dengan hanya mengoleksi enam kursi DPRD NTT.
Walau demikian, Gabriel tetap kembali diutus rakyat dari dapilnya untuk kembali mejadi corong aspirasi mereka di DPRD NTT untuk periode ketiganya. Pada periode ini Ia kemabli menjadi Ketua Fraksi Gerindra, Ketua Komisi I dan kali ini menjadi anggara Badan Anggaran (Banggar).
Selama menjadi Anggota DPRD NTT , Gabriel dikenal sebagai politisi dan wakil rakyat yang cerdas, berintegritas dan sangat dekat dengan rakyat. Ia banyak mengadvokasi program-program pemerintah provinsi yang bermanfaat bagi masyarakat di dapilnya, Alor, Flores Timur dan Lembata. Tiga kabupaten dengan tali ikatan pesaudaraan dan akar sejarah dan kebudayaan yang kuat sebagai entitas Lamaholot .
Pada Pemilu 2024 Ia memilih jalan yang lebih menantang, Menjadi salah satu calon DPR RI dari partai Gerindra di Dapil NTT 1 yang meliputi seluruh Flores, Lembata dan Alor. Pilihan yang tidak mudah bagi seorang politisi lokal untuk bertarung dengan nama-nama besar politisi nasional Seperti Melkias Mekeng, Beni Harman, Andre Parera, Julia Laiskodat, Dipo Nusantra , Ahmad Yoan dan lain-lain.
Mungkin belum saatnya bagi anak panah tajam dari Alor itu untuk menajdi wakil rakyat NTT di DPR RI. Ia berhasil mengumpul 32.184 suara, Partai Gerindra gagal dalam perebutan kursi terakhir dengan Partai Golkar.
Walau belum berhasil , ia telah bertarung dengan sehebat-hebatnya. Menaklukan sepuluh kabupaten, ratusan kecamatan ribuan desa. Bertemu ratusan ribu masyarakat dengan berbagai latar belakang sosial budaya dan aspirasi politik.