Melki-Johni : Hilirisasi Komoditi sebagai Jalan Menuju Kebangkitan NTT

Sebuah Pengantar Diskusi Programatik Oleh : James Faot

Pemilihan Gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT) 2024 merupakan momen penting dalam menentukan arah pembangunan daerah. Dalam kontestasi ini, tiga paket calon bersaing, yaitu Paket Melki-Johni, Paket Ansy-Jane, dan Paket Siaga, masing-masing dengan visi dan program yang berbeda untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat NTT.

Paket Melki-Johni, yang diusung oleh pasangan calon Melki Laka Lena dan Johni Asadoma, menonjol dengan fokus pada hilirisasi komoditas lokal sebagai strategi utama. Hilirisasi merujuk pada proses pengolahan produk mentah menjadi barang jadi yang lebih bernilai, bertujuan untuk meningkatkan nilai tambah sumber daya alam NTT, menciptakan lapangan kerja, memperkuat ekonomi lokal, dan mengurangi kemiskinan struktural.

Paket Melki-Johni berkomitmen menjadikan NTT sebagai pusat pengolahan komoditas dengan pendekatan berbasis Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM). Hal ini dilakukan untuk memberdayakan masyarakat desa sesuai dengan komoditas unggulannya. Melalui upaya peningkatan sumber daya manusia melalui pelatihan dan pendidikan yang relevan, serta kolaborasi antara pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat, diharapkan dapat tercipta ekosistem yang mendukung pertumbuhan ekonomi berkelanjutan.

Artikel ini bertujuan untuk membahas strategi hilirisasi yang diusung oleh Paket Melki-Johni dalam konteks pembangunan NTT, serta implikasi dari strategi tersebut terhadap kesejahteraan masyarakat.

Menerjemahkan Visi Nasional di Tingkat Lokal

Paket Melki-Johni di Pilgub NTT 2024 menawarkan sebuah visi ekonomi yang sejalan dengan gagasan besar industrialisasi nasional yang dicanangkan oleh pemerintahan Jokowi dan Prabowo-Gibran untuk periode 2024-2029. Visi ini bukanlah sekadar janji politik tanpa dasar, melainkan terjemahan dari strategi pembangunan nasional melalui hilirisasi industri yang menjadi tulang punggung program Indonesia Emas 2045. Indonesia yang mandiri secara ekonomi, berdikari dalam industri, dan berdaulat atas sumber dayanya, merupakan impian yang dirajut melalui berbagai proyek strategis nasional sejak era Jokowi.

Karena hilirisasi, atau pengolahan produk mentah menjadi barang jadi di dalam negeri, menjadi pusat dari agenda industrialisasi nasional yang kuat, maka Jokowi berupaya meletakkan fondasi integrasi ekonomi nasional dengan pembangunan infrastruktur besar-besaran di Indonesia, termasuk NTT. Harapannya, seluruh wilayah dan masyarakat Indonesia akan terkoneksi dan terintegrasi dalam corak produksi industri, tanpa ada yang tertinggal. Jokowi mengambil langkah progresif melampaui pendekatan kolonial yang hanya mengintegrasikan wilayah Pulau Jawa dan Sumatera ke dalam corak produksi kapitalis, agar dapat mengatasi berbagai kesenjangan antar wilayah nusantara. Sebab, visi Indonesia sebagai negara industri tidak hanya membutuhkan sumber daya alam, tetapi juga sumber daya manusia yang mampu mengolahnya, teknologi yang mendukung, serta jejaring produksi yang terintegrasi dari desa hingga kota. Inilah alasannya, mengapa Jokowi begitu serius mengawal momentum pilpres untuk memastikan penggantinya mampu melanjutkan agenda strategisnya.

Paket Melki-Johni menangkap esensi dari visi ini dengan mencanangkan program UMKM berbasis sumber daya alam unggulan lokal di setiap desa di NTT. Dalam pernyataannya saat mendeklarasikan Paket Melki-Johni di Kabupaten Ende, 02 September 2024, Laka Lena mengungkapkan bahwa NTT memiliki potensi besar untuk mengembangkan hilirisasi komoditas lokal seperti kopi, jagung, kelor, dan garam. “Kita harus berani berpikir besar. Hilirisasi adalah kunci agar kita tidak sekadar menjadi pemasok bahan mentah,” tegas Melki. Hal ini menggambarkan komitmen Melki-Johni untuk mengubah NTT menjadi provinsi yang tidak hanya mengekspor komoditas mentah, tetapi juga mampu memprosesnya menjadi produk jadi dengan nilai tambah yang lebih besar.

Demikian pula, dalam acara silahturahmi Keluarga Manggarai Raya di Kupang pada Rabu, 25 September 2024, Laka Lena, kembali menyatakan komitmennya menerapkan strategi hilirisasi potensi lokal melalui pendidikan. Ia menyatakan keinginannya untuk membangun sekolah kopi di Manggarai dan sekolah garam di Sabu Raijua, yang menunjukkan pemahaman mendalam tentang bagaimana memberdayakan kekayaan sumber daya alam dan sumber daya manusia di NTT.

Dari seluruh kabupaten/kota di NTT, subsektor komoditas pertanian tanaman pangan seperti padi-padian berpotensi menjadi komoditas pangan unggulan dengan total produksi mencapai 757.505,40 ton di tahun 2023, di mana kabupaten Manggarai Barat, Manggarai dan Manggarai Timur adalah penyumbang tertinggi sebesar 34,18%.

Subsektor komoditas sayur-sayuran pada Tabel 1 merupakan peringkat enam tertinggi dari jenis produksi hortikultura di NTT pada 2023. Data produksi sayur-sayuran menunjukkan bahwa komoditas seperti labu siam, kangkung, sawi, terong, bawang merah, dan tomat memiliki potensi yang signifikan untuk dikembangkan sebagai komoditas unggulan.

Tabel 1: Produksi Tanaman Sayuran dan Buah–Buahan Semusim Menurut Jenis Tanaman di Provinsi Nusa Tenggara Timur (kuintal), 2021–2023

No Jenis Tanaman (Kind of Plants) 2023*
1 Labu Siam/ Chayote 198.171
2 Kangkung/ Water Spinach 140.185
3 Petsai/Sawi/ Chinese Cabbage/mustard green 126.305
4 Terung/ Eggplant 125.739
5 Bawang Merah/ Shallots 114.091
6 Tomat/ Tomato 112.290
*Angka Sementara/Preliminary Figures
Sumber: BPS, Statistik Pertanian Hortikultura SPH–SBS/BPS

Subsektor komoditas buah-buahan pada Tabel 2 merupakan peringkat enam tertinggi dari jenis produksi buah-buahan di NTT pada 2023. Data produksi buah-buahan menunjukkan bahwa komoditas seperti pisang, pepaya, mangga, nangka, jeruk siam dan alpukat memiliki potensi yang signifikan untuk dikembangkan sebagai komoditas unggulan.

Dengan total produksi yang mencapai jutaan kuintal, komoditas ini dapat menjadi basis pertumbuhan ekonomi daerah jika dikelola dengan baik.

Dari seluruh kabupaten/kota di NTT, komoditas seperti buah pisang berpotensi menjadi komoditas pangan unggulan dengan total produksi mencapai 2.116.206 kuintal di tahun 2023, di mana kabupaten Malaka, Alor, Timor Tengah Selatan dan Manggarai Timur adalah penyumbang terbesar yakni 1.615.347 kuintal atau 76,47%.

Tabel 2: Produksi Buah–Buahan Tahunan Menurut Jenis Tanaman di Provinsi Nusa

Tenggara Timur (kuintal), 2021–202
No Produksi Buah-buahan 2023*
1 Pisang/ Banana 2.116.206
2 Pepaya/ Papaya 1.163.206
3 Mangga/ Mango 387.666
4 Nangka/Cempedak/ Jackfruit 149.411
5 Jeruk Siam/Keprok/ Orange/Tangerine 163.581
6 Alpukat/ Avocado 140.851
*Angka Sementara/Preliminary Figures
Sumber: BPS, Statistik Pertanian Hortikultura SPH–SBS/BPS (2024)

Subsektor komoditas perkebunan pada Tabel 3 merupakan peringkat empat tertinggi dari jenis produksi tanaman perkebunan di NTT pada 2023.

Data produksi tanaman perkebunan menunjukkan bahwa komoditas seperti kelapa, jambu mete, kopi dan kakao memiliki potensi yang signifikan untuk dikembangkan sebagai komoditas unggulan. Dengan total produksi yang mencapai puluhan ribu ton, komoditas ini juga dapat diandalkan sebagai basis pertumbuhan ekonomi NTT.

Tabel 3: Produksi Tanaman Perkebunan di Provinsi Nusa Tenggara Timur (Ton), 2023

No Jenis Tanaman Perkebunan 2023
1 Kelapa/Coconut 64.665.22
2 Jambu mete/Cashew nut 52.845.98
3 Kopi/Coffee 25.139.79
4 Kakao/Cocoa 21.502.4

Sumber: BPS, 2024

Paket Melki Laka Lena dan Johni Asadoma dapat memanfaatkan potensi di atas dengan dengan mengembangkan layer industri baru untuk masing-masing komoditas. Apalagi, kondisi NTT menghadapi tantangan signifikan. Provinsi ini memiliki salah satu tingkat kemiskinan tertinggi di Indonesia, dengan persentase mencapai 19,48% (BPS, Maret 2024), yang membuatnya termasuk dalam tiga provinsi dengan angka kemiskinan tertinggi di tanah air. Selain itu, data juga menunjukkan sebagian besar penduduk NTT bergantung pada sektor pertanian, peternakan, dan perikanan. Menurut data dari BPS, persentase tenaga kerja informal sektor pertanian di NTT pada tahun 2023 mencapai 98,20%.

Hasil pencacahan lengkap Sensus Pertanian 2023 untuk NTT, jumlah rumah tangga usaha pertanian di NTT mengalami peningkatan signifikan dari 778.854 pada tahun 2013 menjadi 873.096 pada tahun 2023, menunjukkan pertumbuhan sebesar 12,10% dalam satu dekade. Sebagian besar rumah tangga usaha pertanian adalah usaha pertanian perorangan, dengan proporsi terbesar dalam subsektor tanaman pangan (689.709 unit atau 76,48%) dan hortikultura (272.344 unit atau 30,20%). Walaupun merupakan daerah dengan persentase kemiskinan tertinggi, pertumbuhan ekonomi sektor pertanian dilihat dari aspek demografi, analisis berdasarkan kelompok umur kepala rumah tangga usaha pertanian menunjukkan bahwa mayoritas kepala rumah tangga berada di kelompok usia produktif (25-54 tahun), yang mencerminkan potensi tenaga kerja yang kuat dalam sektor ini. Di bawah kepemimpinan Melki Laka Lena dan Johni Asadoma, strategi hilirisasi menawarkan solusi nyata bagi masyarakat NTT yang selama ini tertahan dalam corak produksi agraris subsisten. Pertanian yang hanya untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari sulit membawa masyarakat keluar dari kemiskinan struktural.

Bayu Krisnamurthi dan Rizqi Imaduddin Hakim, dua pakar Agribisnis dari Fakultas Ekologi Manusia Institut Pertanian Bogor (FEM IPB), berpendapat bahwa untuk mendorong pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan kesempatan kerja di pedesaan, hilirisasi pertanian menjadi strategi yang sangat tepat. Bagi mereka, potensi hilirisasi dapat membuka banyak lapangan pekerjaan dan mendistribusikan sumber daya secara merata di seluruh wilayah, berbeda dengan pertambangan yang terkonsentrasi di lokasi tertentu. Dalam hal ini, komitmen Melki-Johni untuk fokus pada hilirisasi pertanian di NTT juga sangat tepat karena sektor ini mampu menciptakan redistribusi ekonomi yang lebih baik dan berkelanjutan, mengingat sektor pertanian dapat diperbaharui, sementara sumber daya pertambangan akan habis.

Dengan menargetkan basis utama pembangunan ekonomi di desa-desa, langkah Melki-Jhoni juga selaras dengan konsep agroindustrialisasi pedesaan yang bertujuan untuk meningkatkan nilai tambah komoditas dan menciptakan kesempatan kerja, serta mentransformasi tenaga kerja dari sektor pertanian ke industri.

Krisnamurthi dan Hakim, memberikan memberikan satu contoh sukses hilirisasi bisa dilihat pada industri sawit yang telah menjadi bisnis unggulan Indonesia. Menurut mereka, komoditas perkebunan unggulan ini telah menciptakan jutaan lapangan kerja dan menjadikan Indonesia sebagai produsen terbesar di dunia. Lebih lanjut dikatakan bahwa sektor ini menunjukkan bagaimana hilirisasi dapat berkembang, mulai dari produk makanan hingga energi, serta inovasi seperti plastik biodegradable.

Dalam konteks NTT, Paket Melki-Johni berkomitmen untuk mengembangkan hilirisasi kekayaan sumber daya alam, seperti kopi dan garam melalui pendidikan dan pelatihan. Dengan membangun sekolah kopi di Manggarai dan sekolah garam di Sabu Raijua, Melki berupaya untuk memberdayakan masyarakat lokal dan meningkatkan nilai tambah produk.

Program hilirisasi komoditas kopi NTT, misalnya, dapat mencakup berbagai layer industri yang dapat dibuka. Pertama, pengolahan kopi bubuk, kopi instan, dan kopi spesialti akan meningkatkan kualitas dan variasi produk yang dihasilkan. Pembukaan kedai kopi yang menyajikan kopi lokal akan memperkuat identitas budaya dan menarik wisatawan. Selain itu, pengolahan limbah kopi menjadi pupuk organik dapat memberikan manfaat lingkungan yang positif.

Di sisi lain, layer pendukung seperti pendidikan dan pelatihan di Balai Latihan Kerja (BLK), yang akan memberikan keterampilan praktis kepada petani dan pengusaha kopi. Sekolah vokasi kopi akan mengajarkan teknik budidaya, pengolahan, dan pemasaran, sehingga lulusan dapat berkontribusi secara langsung dalam meningkatkan kualitas dan produktivitas kopi. Pengemasan yang menarik dan ramah lingkungan juga akan meningkatkan daya tarik produk di pasar. Riset dan pengembangan akan mendorong inovasi dalam varietas kopi dan teknik pengolahan, sementara distribusi yang efektif akan memastikan produk kopi mencapai konsumen dengan baik.

Layer ekonomi tambahan seperti pembentukan koperasi petani kopi akan meningkatkan daya tawar petani, dan event serta festival kopi dapat mempromosikan produk lokal. Dengan semua inisiatif ini, diharapkan hilirisasi kopi dapat menciptakan lapangan kerja baru, meningkatkan pendapatan masyarakat, dan menjadikan NTT sebagai pusat kopi yang kompetitif di pasar nasional dan internasional.

Dengan demikian, komitmen paket Melki-Johni untuk memanfaatkan potensi sumber daya alam yang ada, strategi hilirisasi mereka bertujuan untuk menciptakan ekosistem ekonomi yang berkelanjutan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat di NTT. Melalui program UMKM sebagai pendorong utama dalam pelaksanaan strategi hilirisasi juga akan memberikan manfaat ekonomi yang signifikan bagi daerah. Di sinilah, paket Melki-Johni, secara langsung memperkuat posisi NTT dalam peta ekonomi nasional melalui pengelolaan sumber daya yang lebih baik. Dengan belajar dari pengalaman hilirisasi yang sukses di sektor lain, apabila Melki-Johni memimpin nanti, NTT berpotensi untuk berkembang dan memberikan kontribusi signifikan terhadap ekonomi daerah dan nasional.


Katalisator Pembangunan Desa: UMKM Berbasis Keunggulan Lokal


Program UMKM Paket Melki-Johni yang didasarkan pada keunggulan lokal setiap desa, diharapkan akan menjadi katalisator bagi pembangunan ekonomi berbasis desa. Melalui program ini, Melki-Johni sebenarnya ingin meletakan meletakan dasar pembangun peradaban industrialisasi yang dimulai dari desa-desa, yang mampu membuat pergeseran corak produksi masyarakat NTT, dari agraris menuju industri.

Konsep UMKM Melki-Johni sebagai unit usaha produktif, selaras dengan salah satu Program Kerja Prabowo-Gibran yakni Asta Cita 3, yang mencakup: Meningkatkan lapangan kerja yang berkualitas, mendorong kewirausahaan, mengembangkan industri kreatif, dan melanjutkan pengembangan infrastruktur. Dalam terjemahan sesuai konteks di NTT, Melki-Johni melangkah maju dengan menerapkan pendekatan yang lebih terintegrasi dalam mengembangkan sektor-sektor unggulan desa.

Paket Melki-Johni sebagai perpanjangan kekuasaan Prabowo-Gibran di NTT, sudah tentu memahami peran strategis UMKM dalam Asta Cita 3, di mana ia merupakan salah satu jalan utama dalam memperkuat perekonomian Indonesia dan menghasilkan manfaat sosio-ekonomi yang lebih luas bagi komunitas dan masyarakat.

Kelebihan dari model UMKM berbasis keunggulan lokal adalah efek berganda yang dihasilkannya. Di bawah program ini, setiap desa akan dibentuk UMKM yang fokus pada pengolahan komoditas lokal—mulai dari produksi hingga pemasaran. Dampak langsungnya adalah terciptanya lapangan kerja dan penurunan angka pengangguran, terutama di kalangan pemuda dan perempuan muda, yang akan memainkan peran kunci dalam model yang tawarkan Paket Melki Johoni sebagaimana tertuang pada salah satu Dasa Cita Ayo Bangun NTT yakni Milenial dan Perempuan Motor Kreativitas Lokal.

Mengapa pemuda dan perempuan muda? Karena merekalah yang memiliki potensi inovasi dan adaptasi yang lebih cepat terhadap perubahan teknologi dan manajemen usaha. Dalam sebuah masyarakat yang masih didominasi oleh corak produksi agraris, kaum muda harus menjadi penggerak perubahan. Program ini memberikan mereka kesempatan untuk berpartisipasi aktif dalam pembangunan ekonomi daerah, sekaligus menyerap pengetahuan dan keterampilan industri modern yang diperlukan untuk memajukan NTT.

Melki-Johni juga memahami pentingnya sistem kelembagaan yang kuat. Mereka merancang program ini mulai dari memetakan potensi komoditas unggulan di setiap desa dan memperkirakan prospek ekonomi dari pengembangan UMKM tersebut. Bayangkan jika dari tiga ribuan desa di NTT, masing-masing memiliki satu UMKM yang produktif. Ini akan membuka ribuan lapangan kerja dalam lima tahun ke depan, menurunkan angka pengangguran, dan menekan kemiskinan secara signifikan.

Tentu saja, semua ini tidak mungkin tercapai tanpa penguatan kapasitas sumber daya manusia (SDM). Melki-Johni merencanakan pembangunan Balai Latihan Kerja (BLK) di berbagai wilayah NTT, yang akan menyediakan pelatihan keterampilan dalam pengolahan komoditas, manajemen usaha, hingga pemasaran digital. Demikian pula, pada aspek pendidikan formal, ada komitmen untuk mengembangkan sekolah-sekolah vokasi yang berbasis pada kebutuhan lokal dengan tujuan menyiapkan generasi muda yang siap terjun ke sektor industri desa.

Program ini juga didukung oleh perlindungan kerja melalui jaminan BPJS Ketenagakerjaan yang ditawarkan Melki-Johni bagi pelaku UMKM desa. Langkah ini, jelas sejalan dengan semagat Asta Cita 3 Probowo-Gibran, misalnya untuk mendorong pertumbuhan usaha rintisan bagi individu atau komunitas yang membuka lapangan kerja baru, pemerintah memberikan insentif. Dengan jaminan sosial ini, pelaku usaha UMKM desa tidak hanya mendapat kesempatan untuk berkembang, tetapi juga merasa aman dari risiko ketenagakerjaan.

Tahapan Lanjutan dan Kolaborasi Pembangunan

Selain pemberdayaan SDM, modal dan teknologi juga akan difasilitasi melalui berbagai mekanisme pendanaan. Dalam Asta Cita 3, Prabowo-Gibran telah merancang sistem pembiayaan alternatif untuk UMKM, salah satunya melalui digitalisasi keuangan. Digitalisasi keuangan bertujuan untuk mempermudah akses UMKM terhadap layanan keuangan, meningkatkan efisiensi operasional, dan memperluas basis pelanggan. Dalam upaya ini, pengembangan aplikasi atau platform online menjadi kunci, memungkinkan UMKM untuk mengakses berbagai layanan keuangan. Selain itu, program penyuluhan dan pelatihan dirancang untuk meningkatkan keterampilan digital pelaku UMKM, sehingga mereka dapat memanfaatkan teknologi dalam menjalankan usaha mereka secara lebih efektif. Penggunaan data analitik juga menjadi bagian penting dari digitalisasi, dengan tujuan untuk memahami perilaku pelanggan dan kebutuhan pasar. Hal ini membantu UMKM dalam mengambil keputusan bisnis yang lebih baik, mendorong pertumbuhan dan daya saing mereka di pasar.

Dalam hal ini, Paket Melki-Johni memiliki inisiatif sendiri dengan merancang kolaborasi dengan sektor swasta (investor), BUMD, dan diaspora NTT yang tersebar di seluruh Indonesia untuk bersama-sama membangun jaringan permodalan dan pemasaran di tingkat lokal, nasional, dan internasional. Koordinasi dan pengawasan akan dilakukan secara ketat melalui sistem monitoring dan evaluasi berkala, memastikan bahwa setiap UMKM dapat berkembang sesuai target yang ditetapkan.

Untuk memastikan strategi hilirisasi komoditi lokal NTT, Melki-Johni secara terbuka berkolaborasi untuk membangun NTT dengan multi-pihak. Sebagai contoh, Melki-Johni telah merangkul 11 partai dalam gerbong Koalisi Indonesia Maju NTT Plus, merangkul 7 anggota DPR RI dari dapil NTT 1 dan 2, 36 Anggota DPRD Provinsi, 386 Anggota DPRD Kabupaten/Kota di NTT. Selain itu, Melki-Johni juga merangkul komunitas diaspora NTT bagi di level nasional maupun internasional untuk bergotong-royong membangun NTT. Hal ni menegaskan komitmen yang kuat untuk membangun kolaborasi lintas sektor yang akan membawa NTT menuju era baru.

Ayo Bangun NTT Bersama Melki-Johni

Program UMKM berbasis keunggulan lokal di ribuan desa di NTT memiliki potensi signifikan untuk mendorong transformasi ekonomi pedesaan. Meski menghadapi berbagai tantangan, dengan strategi yang tepat dan komitmen dari semua pemangku kepentingan, program ini dapat menjadi katalis bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat NTT. Implementasi yang hati-hati, bertahap, dan adaptif terhadap kondisi lokal akan menjadi kunci keberhasilan program ini. Oleh karena itu, strategi dan program hilirisasi pertanian dan sektor sumber daya alam unggulan lain di NTT yang digagas Melki-Johni ini, jelas membutuhkan dukungan yang kuat dan semua pihak.

Jika NTT ingin melompat ke arah yang lebih baik, maka Melki-Johni adalah paket yang tepat untuk meletakkan fondasinya. Dengan strategi hilirisasi berbasis keunggulan desa, NTT memiliki peluang besar untuk bertransformasi menjadi provinsi industri yang modern dan berkelanjutan. Ayo bangun NTT bersama Melki-Johni dengan mengambil langkah pertama memenangkan mereka di Pilgub 2024. Bersama Melki-Johoni kita menuju NTT yang maju, sehat, cerdas, sejahtera, dan berkelanjutan.

James Faot – Ketua DPD PROJO NTT – Kader Partai Rakyat Adil Makmur

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *