idekita.id .. Selain melakukan survei untuk memetakan elektabilitas bakal calon Gubernur dan Wakil Gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT) beserta sejumlah variabel pendukungnya, Foxpol Center juga memotret preferensi pemilih di NTT berbasis suku ras dan agama beserta responsibilitasnya terhadap politik uang.
Survei yang dilakukan 23 Juli sampai 1 Agustus 2024 tersebut mengungkap sejumlah fakta unik yang dapat menjadi referensi yang baik bagi para pihak yang bakal terlibat sebagai peserta dalam kontestasi kepala daerah tersebut.
Preferensi pemilih berbasis sosiologis seperti kesamaan suku, agama dan kesamaan daerah tidak lagi menjadi isu yang dapat menjadi rujukan pemilih menentukan pilihan dukungannya, variabel sosiologis ini hanya ada di angka 8,8% saja.
Pemilih di NTT lebih cendrung memilih calon kepala daerahnya dengan preferensi yang rasional (66,7%.) seperti kinerja dan pengalaman, visi misi dan program, maupun aspek kompetensi calon.
Sementara itu terdapat 18,4% pemilih menempatkan variabel psikologis seperti karakter, penampilan fisik dan jenis kelamin sebagai rujukan politiknya.
Hal ini tentu menjadi sesuatu yang baik dalam dinamika politik di NTT yang selama pemilu ke pemilu kental dengan politik suku maupun agama.
Lalu bagaimana dengan politik uang dalam Pemilukada mendatang?
Hasil survei Foxpol Center memotret fenomena yang anomali . Pada satu sisi ada tren positif dengan ditinggalkannya variabel suku dan agama sebagai preferensi pemilih, namun di sisi yang lain politik uang justru menjadi variabel dengan preferensi yang sangat tinggi.
Foxpol memotret mayoritas responden (56,3%) menganggap politik uang adalah tindakan yang wajar, hanya 37,9% responden menganggap tindakan ini tidak wajar.
Bahkan mayoritas responden toleran terhadap politik uang (75%) akan menerima pemberian uang dari calon kepala daerah, dengan 30,5% menyatakan menerima tapi memilih dengan pilihannya sendiri, 23,2% Menerima dan memilih calon yang memberi uang lebih besar dan 21,3% akan menerima dan memilih calon yang memberi uang.
Sayangnya, hanya 13,2% responden yang menolak pemberian uang untuk mempengaruhi preferensi politiknya, release Voxpol Center pada hasil surveinya yang diterima idekita.id pada 1 Agustus 2024.
Clara Mahardika
Politik SARA Tidak Laku, 75 % Pemilih Pada Pilkada NTT Mendatang Justru Responsif Dengan Politik Uang
Hasil Survei Voxpol Center
