idekita.id .. Setelah sukses menekuni pertanian lahan kering pada tanaman holtikultur di kebun N-TT Manis, Jhote Asamou petani milenial asal Alor kini punya impian besar mengembangkan teknologi irigasi tetes pada tanaman padi lokal di kabupaten Alor.
Masayarakat Kabupaten Alor mayoritas adalah petani lahan kering, tanaman pertanian jenis padi ladang adalah komoditas utama selain jagung dan kacang-kacangan yang selama ini menjadi komoditas utama petani Alor.
Uniknya jenis padi lokal yang banyak ditanami petani Alor pada ladang mereka adalah padi jenis ketan hitam dan padi merah. Namun karena hanya bersandar pada musim penghujan, maka produktifitasnya juga sangat terbatas hanya untuk konsumsi rumah tangga.
Melihat kondisi ini, Jhote Asamou yang adalah alumni the Arava International Center of Agriculture Training (AICAT) ini memiliki impian untuk memperkenalkan dan mendorong petani padi ladang di Kabupaten alor untuk menggunakan teknologi irigasi tetes.
“Karena petani di Alor hanya bersandar pada musim penghujan dan produktifitasnya juga sangat terbatas, maka saya hendak memperkenalkan teknologi irigasi tetes kepada mereka. Varietas padi hitam dan merah yang selama ini ditanami masyarakat di pegunungan Alor adalah jenis padi yang memiliki kandungan vitamin A dan vitamin B yang sangat bagus bagi kesehatan dan juga memiliki nilai jual yang tinggi”. Jelasnya.
Iapun menambahkan, jika jenis padi ini dkembangkan secara baik dengan konsep teknologi irigasi tetes, maka akan sangat membantu para petani lahan kering di alor untuk memperbaiki taraf hidup mereka.
“Padi hitam dan merah adalah jenis komoditi kaya vitamin yang selama ini dijadikan bahan dasar bagi produk bubur bagi anak dan memiliki harga jual yang sangat mahal di pasaran. Jika para petani diedukasi secara baik untuk mengembangkan produktifitas mereka dengan irigasi tetes, maka mereka akan panen berkali-kali dan dapat menjadikannya sebagai komoditi unggulan yang sekaligus menaikan taraf hidup mereka”.
Namun karena pengembangan irigasi tetes butuh investasi awal yang sedikit mahal, ia berharap ada campur tangan pemerintah di dalam merealisasi mimpinya.
“Irigasi tetes ini hanya butuh investasi awal bagi petani untuk menyediakan prangkat atau fasilitas pendukungnya. Karennya konsep ini butuh intervensi awal dari pemerintah yang sepaham dengan kita. Selanjutnya jika sudag berproduksi dan menghasilkan nilai lebih pada produksi petani, maka selanjutnya petani dapat secara mandiri melakukan perwatan dan bahkan pengemabangan” tutup pria berambut Faux Locs identik Bob Marley tersebut.
Clara Mahardika”